I. KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI
PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Komunikasi adalah
Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang
lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.Komunikasi juga
merupakan suatu interaksi sesama individu atau kelompok untuk saling memahami
dan saling bekerjasama.
Komunikasi dalam
organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa
berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah
wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari.
UNSUR-UNSUR
KOMUNIKASI
Komunikasi di dalam
suatu organisasi merupakan
salah satu aspek yang penting di dalam mendukung
terjalinnya kerjasama yang baik di dalam setiap bagian organisasi.Unsur – unsur
terjadinya komunikasi adalah:
- Sumber : Semua peristiwa komunikasi akan melihatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi.
- Saluran/media : Media adalah alat sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.Dengan adanya media,komunikasi akan diterima dengan mudah
- Pesan : Proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.
- Penerima : Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi.
- Pengaruh/efek : Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.
KLASIFIKASI
KOMUNIKASI
1.Dari
segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
b. Komunukasi Tertulis
c. Komunikasi Verbal
d. Komunikasi Non Verbal
2.Dari
segi arahnya
a. Komunikasi Ke atas
b. Komunikasi Ke bawah
c. Komunikasi Diagonal Keatas
d. Komunikasi Diagonal Kebawah
e. Komunikasi Horizontal
f. Komunikasi Satu Arah
g. Komunikasi Dua Arah
3.
Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
c. Kelompok Lawan Kelompok
4.
Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
b. Komunikasi Informal
II. PERUBAHAN DAN
PERKEMBANGAN ORGANISASI
FAKTOR-FAKTOR
DAN PROSES PERUBAHAN ORGANISASI
Secara garis besar faktor penyebab terjadinya
perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1.Faktor ekstern,
2.Faktor intern.
Faktor
Intern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari
dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber
antara lain:
- Problem hubungan antar anggota,
- Problem
dalam proses kerja sama,
- Problem
keuangan.
Hubungan antar anggota yang kurang harmonis
merupakan salah satu problem yang lazim terjadi. Dibedakan menjadi dua, yaitu:
problem yang menyangkut hubungan atasan bawahan (hubungan yang bersifat
vertikal), dan problem yang menyangkut hubungan sesama anggota yang
kedudukannya setingkat (hubungan yang bersifat horizontal). Problem atasan
bawahan yang sering timbul adalah problem yang menyangkut pengambilan keputusan
dan komunikasi. Keputusan pimpinan yang berkenaan dengan system pengupahan,
misalnya dianggap tidak adil atau tidak wajar oleh bawahan, atau putusan
tentang pemberlakuan jam kerja yang dianggap terlalu lama, dsb. Hal ini akan
menimbulkan tingkah laku anggota yang kurang menguntungkan organisasi, misalnya
anggota sering terlambat. Komunikasi atasan bawahan juga sering menimbulkan
problem.
Faktor
Ekstern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari
luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi bersifat responsive terhadap
perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu
organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari
lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan
menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk
faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan
pemerintah.
Perkembangan dan kemajuan teknologi juga
merupakan penyebab penting dilakukannya perubahan. Penggantian perlengkapan
lama dengan perlengkapan baru yang lebih modern menyebabkan perubahan dalam
berbagai hal, misalnya: prosedur kerja, kualitas dan kuantitas tenaga kerja,
jenis bahan baku, jenis output yang dihasilkan, system penggajian yang
diberlakukan yang memungkinkan jumlah bagian-bagian yang ada dikurangi atau
hubungan pola kerja diubah karena adanya perlengkapan baru.
Perkembangan IPTEK terus berlanjut sehingga
setiap saat ditemukan berbagai produk teknologi baru yang secara langsung atau
tidak memaksa organisasi untuk melakukan perubahan. Organisasi yang tidak
tanggap dan bersedia menyerap berbagai temuan teknologi tersebut akan
tertinggal dan pada gilirannya tidak akan sanggup survive.
Perlengkapan yang digunakan dalam mengolah
input menjadi output juga dapat merupakan penyebab dilakukannya perubahan.
Tujuan penggunaan berbagai perlengkapan dan peralatan dalam proses kerjasama
ialah agar diperoleh hasil secara efisien.
Proses
perubahan :
Dalam suatu proses itu ada beberapa langkah
untuk memenuhi tujuan organisasi tersebut yaitu :
1.Mengadakan Pengkajian
Maksudnya adalah dalam organisasi tersebut
diadakan suatu pengkajian atau proses penindak lanjutan kegiatan – kegiatan
atau cara – cara apa saja dalam organisasi tersebut,misalnya diadakan
pengkajian setiap sebulan sekali dalam organisasi tersebut agar organisasi
tersebut itu update dengan info- info yang dapat menunjang kemajuan dan tujuan
dari organisasi tersebut.
2.Mengadakan Identifikasi
Maksudnya adalah melakukan penyelidikan atau
pemeriksaan secara detail tentang permasalahan – permasalahan apa saja yang
terjadi dalam organisasi tersebut,misalnya mengadakan identifikasi masalah
kasus yang sedang terjadi dalam organisasi tersebut setiap seminggu
sekali,langkah tersebut bertujuan agar dalam organisasi tersebut tahu bagaimana
menyelesaikan masalah apa saja yang terjadi dalam organisasi tersebut.
3.Menetapkan Perubahan
Maksudnya adalah menetapkan suatu perubahan
yang baru atau bisa dikatakan sebuah sistem baru dalam organisasi
tersebut,misalkan terjadi suatu perubahan sistem dalam organisasi tersebut dari
sistem yang lama dengan sistem yang baru dan apabila dilihat dari kinerjanya
sistem baru tersebut memang bagus dan berkembang dari sistem yang lama,maka
perubahan sistem tersebut harus ditetapkan dan meninggalkan sistem yang lama.
4.Menentukan Strategi
Maksudnya adalah sebelum melangkah dan
memutuskan pilihan dalam suatu organisasi tersebut, harus ditentukan dulu
matang – matang atau difikirkan terlebih dahulu kira – kira strategi apa yang
dapat memajukan sebuah organisasi tersebut.
5.Melakukan Evaluasi
Maksudnya adalah melakukan suatu perubahan –
perubahan sikap dalam organisasi tersebut,misalnya kita cari dulu apa yang
salah dalam organisasi tersebut dan solusi apa yang dapat menyelesaikan masalah
tersebut lalu kita benarkan kesalahan – kesalahan tersebut dan tidak akan
mengulanginya lagi,itulah yang disebut mengevaluasi atau bisa dikatakan
melakukan sebuah perubahan atau perbaikan dalam organisasi tersebut,dengan
sering kita mengevaluasi dalam organisasi tersebut, maka organisasi tersebut
menjadi bersikap hati – hati dan teliti dalam setiap bertindak melakukan
sesuatu yang berdampak langsung dalam organisasi tersebut.
Jadi pada intinya organisasi itu jangan cukup
puas dengan apa yang sudah di dapat,terus mencari peluang – peluang apa saja
yang kiranya dapat diminati oleh banyak orang dan dapat memejukan organisasi
tersebut,menjalin komunikasi yang baik dan melakukan sebuah perubahan – perubahan
besar yang dapat memajukan organisasi tersebut menjadi lebih baik dan juga
merubah strategi – strategi lama dengan strategi – strategi baru yang dapat
menunjang sebuah organisasi tersebut lebih berfikir kreatif dan berguna bagi
organisasi – organisasi yang lain dan menciptakan sebuah inovasi baru dalam
organisasi tersebut yang belum pernah ada sebelumnya,dengan begitu organisasi
tersebut lama – kelamaan akan menjadi organisasi yang berkembang bahkan bisa
maju.
CIRI-CIRI
DAN METODE PENGEMBANGAN ORGANISASI
Tujuan utama Pengembangan Organisasi adalah
untuk perbaikan fungsi organisasi itu sendiri. Peningkatan produktivitas dan
keefektifan organisasi membawa implikasi terhadap kapabilitas organisasi dalam
membuat keputusan berkualitas dengan melakukan perubahan terhadap struktur,
kultur, tugas, teknologi dan sumber daya manusia. Pendekatan utama terhadap hal
ini adalah mengembangkan budaya organisasi yang dapat memaksimalkan
keterlibatan orang dalam pembuatan keputusan yang efektif dalam organisasi.
Ciri
– ciri Pengembangan Organisasi.
Dengan adanya strategi dalam organisasi
terciptanya organisasi yang efektif.Pengembangan organisasi yang efektif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan strategi terencana dalam
mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan
diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2. Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak
yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
3. Menekankan cara-cara baru yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam
organisasi.
4. Mengandung nilai humanistik dimana
pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan pendekatan komitmen sehingga
selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi
antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
6. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya
meningkatkan efektivitas organisasi.
Perkembangan manajemen telah mengenal
pembelajaran organisasi (learning organization.Organisasi yang secara terus
menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik
lagi, memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area
belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
Metode
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.
Ada berbagai teknik yang dirancang para ahli,
dengan tujuan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta bekerja secara
efektif, antar-individu maupun antar-kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik
yang sering digunakan berikut ini.
1. Sensitivity training, merupakan teknik OD
yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini
sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang
masing masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih)
membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain,
serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
2. Team Building, adalah pendekatan yang
bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok
kerjanya atau tim. Teknik team building sangat membantu meningkatkan kerjasama
dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
3. Survey feedback. Dalam teknik sruvey
feedback. Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur
persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya
kepemimpinan mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta,
termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian
dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan
mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
4. Transcational Analysis (TA). TA
berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara
menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang
wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi
yang buruk dan menyesatkan.
5. Intergroup activities. Fokus dalam teknik
intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik
antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan organisasi,
menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities dirancang
untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat
saling ketergantungan tersebut.
6. Proses Consultation. Dalam Process
consultation, konsultan OD mengamati komunikasi , pola pengambilan keputusan ,
gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit
organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang
terlibat tentang proses yang telah diamatinya , serta menganjurkan tindakan
koreksi.
7. Grip OD. Pendekatan grip pada pengembangan
organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh
Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka
yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi
maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
8. Third-party peacemaking. Dalam menerapkan
teknik ini, konsultan OD berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan
berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk
memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.
III. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan
adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya untuk
upaya untuk menciptakan tujuan organisasi. kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya.
Tipe-tipe Kepemimpinan
Ada 6 tipe kepemimpinan yang diakui
keberadaannya secara luas.
1.Tipe
pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah
seorang pemimpin yang:
• Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata-
mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan
pendapat
• Terlalu bergantung kepada kekuasaan
formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya sering
mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat
menghukum)
2.
Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe
militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan sistem perintah dalam
menggerakkan bawahannya
• Senang bergantung pada pangkat dan jabatan
dalam menggerakkan bawahannya
• Senang kepada formalitas yang berlebih-
lebihan
• Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari
bawahan
• Sukar menerima kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara- upacara untuk berbagai
acara dan keadaan
3.
Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
• Menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa
• Bersikap terlalu melindungi
• Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha tahu
4.
Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil
menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang
diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat
besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat
besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi
pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
5.
Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat:
• Dalam memimpin organisasi biasanya
mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh
saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan
bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
• Organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang
dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering
melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
• Seorang pemimpin yang memiliki peranan
pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
6.Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
• Dalam proses penggerakkan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
para bawahannya
• Senang menerima saran, pendapat bahkan
kritik dari bawahannya
• Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya
lebih sukses dari padanya.
• Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan
kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
• Berusaha mengembangkan kapasitas diri
pribadinya sebagai pemimpin
• Para bawahannya dilibatkan secara aktif
dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan
keputusan.
Teori
Kepemimpinan
1.
Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul
anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki
pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
- pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
- kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan
(antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara
sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap
sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral
dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri
atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang
menerapkan prinsip keteladanan.
2.Teori
Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan
merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu
kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi
perilaku:
a.
konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung
mementingkan bawahan memiliki ciri ramah
tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di
samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
b.
berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi kepada
bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi
pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian,
kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi
pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan,
pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut
model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada
pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku
setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas
dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada
hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan
(JAF.Stoner, 1978:442-443)
3.Teori
Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori
situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang
disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional
yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional
yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian
(1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
ULASAN TEORI DAN MENJAWAB PERTANYAAN BERDASARKAN KASUS DIBAWAH INI
Kasus 1.
Drs.Hartoyo telah menjadi manajer tingkat
menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan.Hartoyo
bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara.Semangat departemennya
rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan.Beberapa dari karyawan menunjukan
sikap tidak puas dan agresif.
Pada jam makan siang,hartoyo bertanya kepada
drs.abdul hakim,ak manajer departemen keuangan,apakah dia mengetahui tentang
semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi.Abdul hakim menjawab bahwa
dia telah mendengar secara informal melalui komunikasi ‘grapevine’bahwa para
karyawan hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang
dia buat sendiri olehnya.Dia(Hartoyo)menyatakan ‘dalam tentara,saya membuat
keputusan untuk bagian saya,dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat
seperti itu.’
Pertanyaan
Kasus :
1.Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan
oleh hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya?Bandingkan motivasi bawahan
hartoyo sekarang dan dulu sewaktu ditentara.
2.Konsekuensinya apa bila hartoyo tidak dapat
merubah gaya kepemimpinannya?Apa saran anda bagi perusahaan untuk merubah
keadaan?
jawab
1.Menurut saya gaya/tipe kepemimpinan yang bapak hartoyo miliki yaitu
tipe Militeristis.Pada tipe ini sering mempergunakan sistem perintah dalam
menggerakkan bawahannya.Pada kasus diatas telah jelas bahwa seorang pak Hartoyo
memiliki tipe militeristis.
-Keuntungan dari tipe kepemimpinan militeristis yaitu keputusan dapat
diambil secara tepat,dan mudah dilakukan pengawasan kepada bawahannya.
-Kelemahannya yaitu kurang keharmonisan antara atasan dan
bawahan,kurangnya jalinan kerjasama antara atasan dan bawahan.
Motivasi bawahan hartoyo sekarang dan yang lalu sangatlah berbeda jika
dilihat dari lingkungan yang saat ini dijalani oleh pak hartoyo.Kedisiplinan
dan perintah yang harus benar-benar dilakukan dimiliter jauh berbeda dengan di
perusahaan.
2.Konsekuensinya jika pak hartoyo tidak merubah gaya kepemimpinannya
yaitu,para karyawan/bawahan yang dibawah pengawasan pak hartoyo akan melakukan
ujuk rasa,dan semakin agresifnya para bawahan pak hartoyo.Saran saya untuk bisa
menjadi pemimpin yang disukai para bawahannya yaitu berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin,dan selalu berusaha mengutamakan
kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan.
Referensi
https://adenrabani.wordpress.com/2013/11/13/pengertian-kepemimpinantipe-tipe-kepemimpinan-teori-teori-kepemimpinan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar